Aprila R. A. Wayar boleh jadi
adalah novelis satu-satunya dari Tanah Papua saat ini. “Dua Perempuan” adalah
kisah cinta yang sesungguhnya merupakan pembungkus tipis untuk keprihatinan
Aprila mengenai negeri Papua yang dicintainya. Di sini anda akan dapat baca
mengenai keseluruhan peristiwa penting dalam sejarah Papua modern, dari Trikora
pada 1961 sampai Bentrokan Abepura Berdarah pada 2006. Anda juga akan berjumpa
dengan sekian tokoh dari Theys Hiyo Eluays sampai Arnold Clemens Ap, bahkan
novelis Asmat berdarah Jawa, Dewi Linggarsari. Tapi yang paling penting, anda
akan berjumpa dengan Patriarkhi. Suara Aprila adalah suara segar dari Indonesia
Timur. Saya tak sabar menantikan
karya-karyanya di masa mendatang.
(Debra Yatim,
Novelis)
Dua Perempuan adalah sebuah novel
yang unik, khas dan penuh dengan pesan-pesan politik tentang kekerasan, masalah
kemanusiaan dan juga hak-hak dasar orang asli Papua. Hidup yang penuh dengan
ketidakadilan, kejahatan terhadap kemanusiaan, peminggiran dan pemiskinan atau
ketidakberdayaan orang asli Papua menuju transformasi dan pembebasan seutuhnya.
Kisah ini diangkat oleh penulis menjadi cerita yang sangat menakjubkan dalam
novel yang layak dibaca oleh semua orang. Penulis adalah satu-satunya perempuan
Papua yang memiliki talenta dan mampu menggiring pembaca masuk dalam
pergumulannya untuk mengenang peristiwa yang sadis dan memilukan. Aprila, ko
boleh! Maju terus, tulis terus!
(Pater John Djonga Pr, Penerima Penghargaan Yap
Tian Hiem 2009)
Aprila Wayar satu-satunya penulis
novel asal Papua saat ini pantas disebut Mutiara Hitam. Mutiara hitam yang saat
ini terletak pada wadah yang tepat dan benar sehingga kilauannya terpancar dan
dilihat semua orang. Mutiara Hitam melalui novel Dua Perempuan dengan gaya
bahasa popular mampu mengajak pembaca masuk pada relung-relung kisah kasih
asmara dan kehidupan sosial yang kelam dari suatu kubangan masa dan waktu
tertentu. Novel ini layak dibaca oleh semua kalangan.
Sukses April. Kakak
dukung selalu..
(Septer Manufandu, anggota Jaringan Damai Papua)
No comments:
Post a Comment